Sifat-Sifat Bahan Penyekat
Bahan
penyekat digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan.
Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat
kelistrikanya. Di samping itu juga perlu mempertimbangkan sifat termal,
sifat mekanis, dan sifat kimia.
Sifat kelistrikan mencakup
resistivitas, permitivitas, dan kerugian dielektrik. Penyekat
membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang besar agar arus yang
bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Yang perlu diperhatikan di sini
adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya dipertimbangkan
penggunaannya pada tempat-tempat yang lembab karena resistivitasnya akan
turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan naik.
Besarnya
kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik ditentukan
oleh permitivitasnya, di samping jarak dan luas permukaannya. Besarnya
permitivitas udara adalah 1,00059, sedangakan untuk zat padat dan zat
cair selalu lebih besar dari itu. Apabila bahan isolasi diberi tegangan
bolak-balik maka akan terdapat energi yang diserap oleh bahan tersebut.
Besarnya kerugian energi yang diserap bahan isolasi tersebut berbanding
lurus dengan tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian
dielektrik. Sudut tersebut terletak antara arus kapasitif dan arus total
(Ic + Ir).
Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya.
Bahan isolasi dapat rusak diakibatkan oleh panas pada kurun waktu
tertentu. Waktu tersebut disebut umur panas bahan isolasi. Sedangakan
kemampuan bahan menahan suhu tertentu tanpa terjadi kerusakan disebut
ketahanan panas. Menurut IEC (International Electrotechnical Commission)
didasarkan atas batas suhu kerja bahan, bahan isolasi yang digunakan
pada suhu di bawah nol (missal pada pesawat terbang, pegunungan) perlu
juga diperhitungkan karena pada suhu di bawah nol bahan isolasi akan
menjadi keras dan regas. Pada mesin-mesin listrik, kenaikan suhu pada
penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi. Bahan
isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang didesipasikan
oleh penghantar atau rangkaian magnetik ke udara sekelilingnya.
Kemampuan
larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis, permeabilitas uap,
pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif perlu dipertimbangkan pada
penggunaan tertentu. Kemampuan larut diperlukan dalam menentukan macam
bahan pelarut untuk suatu bahan dan dalam menguji kemampuan bahan
isolasi terhadap cairan tertentu selama diimpregnasi atau dalam
pemakaian. Kemampuan larut bahan padat dapat dihitung berdasarkan
banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu
jika diberi bahan pelarut. Umumnya kemampuan larut bahan akan bertambah
jika suhu dinaikkan.
Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air,
asam, basa, dan garam bahan isolasi juga nervariasi antara satu
pemakaian bahan isolasi di daerah yang konsentrasi kimianya aktif,
instalasi tegangan tinggi, dan suhu di atas normal. Uap air dapat
memperkecil daya isolasi bahan. Karena bahan isolasi juga mempunyai
sifat higroskopis maka selama penyimpanan atau pemakaian diusahakan agar
tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan memberikan
bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5 atau CaC12. Bahan yang
molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH) higrokopisitasnya relative
besar dibanding bahan parafin dan polietilin yang tidak dapat menyerap
uap air. Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap
(kemampuan untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang
digunakan untuk isolasi kabel dan rumah kapasitor. Di daerah tropis
basah dimungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi
disertai kelembaban dalam waktu lama dapat menyebabkan turunnya
kemampuan isolasi. Oleh karena bahan isolasi hendaknya dipisi bahan anti
jamur (paranitro phenol, dan pentha chloro phenol).
Pemakaian
bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam-macam energi radiasi yang
dapat berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar
matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika bersinggungan dengan
oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organic. T
yaitu kekuatan mekanik elastisitas. Sinar X sinar-sinar dari reactor
nuklir, partikel-partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan
isolasi. Sifat mekanis bahan yang meliputi kekuatan tarik, modulus
elastisitas, dan derajat kekerasan bahan isolasi juga menjadi
pertimbangan dalam memilih suatu jenis bahan isolasi.
Pembagian Kelas Bahan Penyekat
Bahan penyekat listrik dapat dibagi atas beberapa kelas berdasarkan suhu kerja maksimum, yaitu sebagai berikut:
1. Kelas Y, suhu kerja maksimum 90°C
Yang
termasuk dalam kelas ini adalah bahan berserat organis (seperti Katun,
sutera alam, wol sintetis, rayon serat poliamid, kertas, prespan, kayu,
poliakrilat, polietilen, polivinil, karet, dan sebagainya) yang tidak
dicelup dalam bahan pernis atau bahan pencelup lainnya. Termasuk juga
bahan termoplastik yang dapat lunak pada suhu rendah.
2. Kelas A, suhu kerja maksimum 150°C
Yaitu
bahan berserat dari kelas Y yang telah dicelup dalam pernis aspal atau
kompon, minyak trafo, email yang dicampur dengan vernis dan poliamil
atau yang terendam dalam cairan dielektrikum (seperti penyekat fiber
pada transformator yang terendam minyak). Bahan -bahan ini adalah katun,
sutera, dan kertas yang telah dicelup, termasuk kawat email (enamel)
yang terlapis damar-oleo dan damar-polyamide.
3. Kelas E, suhu kerja maksimum 120°C
Yaitu
bahan penyekat kawat enamel yang memakai bahan pengikat
polyvinylformal, polyurethene dan damar epoxy dan bahan pengikat lain
sejenis dengan bahan selulosa, pertinaks dan tekstolit, film triacetate,
film dan serat polyethylene terephthalate.
4. Kelas B, suhu kerja maksimum 130°C
Yaitu
Yaitu bahan non-organik (seperti : mika, gelas, fiber, asbes) yang
dicelup atau direkat menjadi satu dengan pernis atau kompon, dan
biasanya tahan panas (dengan dasar minyak pengering, bitumin sirlak,
bakelit, dan sebagainya).
5. Kelas F, suhu kerja maksimum 155°C
Bahan bukan organik dicelup atau direkat menjadi satu dengan epoksi, poliurethan, atau vernis yang tahan panas tinggi.
6. Kelas H, suhu kerja maksimum 180°C
Semua
bahan komposisi dengan bahan dasar mika, asbes dan gelas fiber yang
dicelup dalam silikon tanpa campuran bahan berserat (kertas, katun, dan
sebagainya). Dalam kelas ini termasuk juga karet silikon dan email kawat
poliamid murni.
7. Kelas C, suhu kerja diatas 180°C
Bahan
anorganik yang tidak dicelup dan tidak terikat dengan substansi organic,
misalnya mika, mikanit yang tahan panas (menggunakan bahan pengikat
anorganik), mikaleks, gelas, dan bahan keramik. Hanya satu bahan organik
saja yang termasuk kelas C yaitu politetra fluoroetilen (Teflon).
Macam-macam bahan penyekat
•
Bahan penyekat bentuk padat, bahan listrik ini dapat dikelompokkan
menjadi beberapa macam, diantaranya yaitu: bahan tambang, bahan
berserat, gelas, keramik, plastik, karet, ebonit dan bakelit, dan
bahan-bahan lain yang dipadatkan.
• Bahan penyekat bentuk cair,
jenis penyekat ini yang banyak digunakan pada teknik listrik adalah air,
minyak transformator, dan minyak kabel.
• Bahan penyekat bentuk
gas, yang sering digunakan untuk keperluan teknik listrik diantaranya :
udara, nitrogen, hidrogen, dan karbondioksida.
Semoga bermanfaat,
Ilmu Bahan Listrik - Bahan Penyekat
Langganan:
Komentar (Atom)






0 komentar:
Posting Komentar